Senin, 03 Januari 2011

Buka Mata Anda...




Lihat sekeliling Anda sendiri, tidakkah Anda melihat keajaiban ini

Pemandangan yang terbentang, awan yang mengapung di langit

Bulan dan matahari dengan keserasian yang sempurna
    Mari kita mulai bertanya pada diri kita, tidakkah bukti ini cukup untuk kita?
    Atau kita begitu buta, untuk
menolak itu semua

Kita hanya harus membuka mata kita, hati kita, pikiran kita
Kita hanya perlu melihat dengan jelas untuk melihat tanda-tanda
Kita tidak bisa terus bersembunyi dari kebenaran, biarkan
itu semua membuat kita takjub
 
Ya Allah, bawa kami dengan cara yang terbaik,
bimbing kami setiap hari
               
buat kami dekat dengan Anda hingga akhir waktu

Lihat ke dalam diri Anda seperti tatanan sempurna
Bersembunyi di diri
Anda, berjalan di pembuluh darah Anda
Bagaimana dengan kemarahan, cinta dan rasa sakit?
Dan semua hal yang
kamu rasakan
Dapatkah
kamu menyentuh mereka dengan tangan Anda?
Jadi, apakah mereka benar-benar ada?

Ketika bayi lahir, begitu tak berdaya dan lemah
Dan Anda memerhatikannya berkembang
Jadi mengapa Anda mengingkari ... apa yang ada di depan mata Anda
Keajaiban terbesar dalam hidup

"Allah, Engkau menciptakan segala-Nya
Kami adalah milikMu
Ya Rabb sambutlah tangan kami
Kami bersyukur padaMu selamanya"

Open Your Eyes
   
Look around your self can’t you see this wonder 
Spreading from the view, the clouds floating by

The skies are clear and blue, planet in the orbits

The moon and the sun such perfect harmony

            Lets start question in ourselves isn’t this proof enough for us

            Or are we so blind, to push it all aside

We just have to open our eyes, our heart,our minds

If we just look bright to see the signs

We can’t keep hiding from the truth, let it take us by surprise

            Take us in the best way, guide us every single day

            Keep us close to you until the end of time

Look inside yourself such a perfect order

Hiding in yourself, running in your veins

What about anger, love and pain?

And all the things you’re feeling

Can you touch them with your hands?

So are they really there?

            When a baby’s born, so helpless and weak

And you’re watching him growing

So why deny…what’s in front of your eyes

The biggest miracle of life
 Allah, You created everything
We belong to You
Ya Rabb we raise our hands
Forever we thank You


Mencintai Penanda Dosa


 
 Assalamu'alaikum wr.wb

Puaskah anda ???

Disaat malam-malam sepi begini, aku suka berpikir, merenung, dan bertanya-tanya….
Apa yang akan terjadi padaku nanti, besok, satu minggu kemudian, berminggu-minggu kedepan, bahkan sampai bertahun mendatang…
Akankah apa yang kualami hari ini, peristiwa yang kuhadapi, masalah yang datang silih berganti, dan segala hal yang terjadi dalam hidupku akan sama dan dapat terulang di esok hari, seperti berulangnya siklus hujan, ataukah apa yang kudengar hari ini, apa yang kulihat, apa yang kumiliki dan segala hal yang terjadi tak akan pernah terulang lagi…?
Akankah apa yang kumiliki, kekayaan dari-Nya, keluarga, sahabat, dan harta dunia akan terus ada menemaniku disetiap waktu….?
Sering aku bertanya-tanya, akankah suatu hari nanti aku bisa mengalami hal-hal hebat yang tak pernah aku duga sebelumnya yang orang berdecak kagum karenanya???
Atau masihkah aku mempunyai cukup banyak waktu untuk mencapai itu semua???
Atau mungkin hidupku akan berakhir dalam tempo waktu yang singkat???
Sudahkah aku cukup puas dengan apa yang aku kerjakan selama ini???
Bagaimana jika penjemput-Nya yang memisahkan jiwa dari raga itu datang hari ini mungkin, ataupun detik ini ketika aku menuliskan kalimat ini….
Sudah siapkah dengan bekalku yang tak seberapa atau mungkin tak ada apa-apanya di mata-Nya…
SUNGGUH…..
WALLAHI, aku belum siap dengan semua itu, aku sungguh malu jika nanti menghadap-Nya dengan tangan kosong….
Aku belum siap, aku sungguh belum siap…………….
Oleh karena itu aku selalu berharap pada-Mu ya Rahim…
“Rabbana dzolamnaa anfusanaa waillam taghfir lanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khosiriin”
“Faghfir lanaa dzunuubanaa waqinaa ‘adzaabannaar
BAGAIMANA DENGAN ANDA…..???
Sudahkah Anda merasa puas dengan segala hal yang Anda capai???

Kamis, 28 Oktober 2010

Pudarnya Makna Pendidikan di Indonesia

         

           Memang tidak dapat dipungkiri bahwa Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan ini. Dengan adanya pendidikan, seseorang yang pada awalnya tidak mengetahui sesuatu, menjadi tahu. Contohnya saja orang yang tidak tahu membaca dan menulis, dengan pendidikan yang dikecamnya dia akan mengethui segalanya. Seperti di dalam ayat Al-Quran disebutkan "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan", dan disebuah hadist Nabi menyebutkan "Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat". Dari ayat dan hadist di atas sudah jelas bahwa kita sudah seharusnya mendapat pendidikan yang bagus. Tanpa adanya pendidikan, suatu negara pasti akan mengalami kemunduran atau keterbelakangan. 
       Kini mari kita mengetahui dahulu apa makna pendidikan itu dan kapan seseorang mulai mendapatkannya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
        Dari pengertian-pengertian dan analisis yang ada maka bisa disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya menuntun anak  sejak lahir untuk mencapai kedewasaan jasmani dan rohani, dalam interaksi alam beserta lingkungannya. Adapun seseorang mendapatkan pendidikan itu dari sejak ia lahir sampai ia dewasa. Ketika lahir, ia mendapatkan pendidikan dari kedua orang tuanya. Inilah pendidikan yang sangat utama. Karena disinilah ia mulai mendapatkan hal-hal atau pengetahuan dari apa-apa yang didengar, dilihat dan dicontohnya. Selanjutnya adalah pendidikan formal, yaitu pendidikan sekolah; mulai dari TK,SD, SMP, SMA hingga lulus perguruan tinggi. Nah pendidikan inilah yang ingin kita bahas kali ini, terutama pendidikan di Indonesia ini. Ada juga nanti pendidikan di masyarakat.
         Sekarang mari kita coba telaah tentang bagaimana Pendidikan di Indonesia kita tercinta ini.  Pendidikan Indonesia saat ini sangat mengkhawatirkan. Dengan hilangnya makna pendidikan di negeri ini. Anak-anak berbondong-bondong datang ke institusi pendidikan, hanya sekedar menggugurkan kewajiban anak kepada orang tuanya saja. Hingga akhirnya sesampainya mereka di sekolah alih-alih mereka meraup ilmu yang ada, malah mereka lebih banyak tertidur di dalam kelas, bermimpi dan memimpikan hal yang tidak pasti. Tak aneh saat sekolah-sekolah hari ini begitu banyak menghasilkan lulusan-lulusan yang kehilangan orientasi hidupnya. Atau orangtua, yang menjadikan pendidikan sebagai ajang berbangga-bangga diri kepada teman-teman atau tetangga yang lain serta sanak saudaranya. Kemudian pendidikan di Indonesia selalu gembar-gembor tentang kurikulum baru.Yang katanya lebih bagus, lebih tepat sasaran, lebih kebarat-baratan atau apapun. Yang jelas, Menteri Pendidikan berusaha eksis dengan mengujicobakan formula pendidikan baru dengan mengubah kurikulum. Agak miris lihat kondisi saat ini. Institusi pendidikan tidak ubahnya seperti pencetak mesin ijazah. Agar laku, sebagian memberikan iming-iming : lulus cepat, status disetarakan, dapat ijazah, absen longgar wa ‘ala alihi. Apa yang bisa diharapkan dari pendidikan kering idealisme seperti itu. Ki Hajar Dewantoro mungkin bisa menangis melihat kondisi pendidikan saat ini. Bukan lagi bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa (seperti yang masih tertulis di UUD 45), tapi lebih mirip mesin usang yang mengeluarkan produk yang sulit diandalkan kualitasnya. Pendidikan lebih diarahkan pada menyiapkan tenaga kerja "buruh" saat ini. Apalagi dengan pengoptimalan pada SMK. Bukan lagi pemikir-pemikir handal yang siap menganalisa kondisi. Karena pola pikir "buruh"lah, segala macam hapalan dijejalkan kepada anak murid. Dan semuanya hanya demi satu kata: IJAZAH! ya, ijazah, ijazah, ijazah yang diperlukan untuk mencari pekerjaan.  sangat minim pula dalam mengajarkan moral.
        Sementara di berbagai daerah, pendidikan pun masih berada dalam kondisi keprihatinan. Mulai dari kekurangan tenaga pengajar, fasilitas pendidikan hingga sukarnya masyarakat untuk mengikuti pendidikan karena permasalahan ekonomi dan kebutuhan hidup. Pada beberapa wilayah, anak-anak yang memiliki keinginan untuk bersekolah harus membantu keluarga untuk mencukupi kebutuhan hidup karena semakin sukarnya akses masyarakat terhadap sumber kehidupan mereka.
         Belum lagi bila berbicara pada kualitas pendidikan Indonesia yang hanya berorientasi pada pembunuhan kreatifitas berpikir dan berkarya serta hanya menciptakan pekerja. Kurikulum yang ada dalam sistem pendidikan Indonesia saat ini sangat membuat peserta didik menjadi pintar namun tidak menjadi cerdas. Pembunuhan kreatifitas ini disebabkan pula karena paradigma pemerintah Indonesia yang mengarahkan masyarakatnya pada penciptaan tenaga kerja untuk pemenuhan kebutuhan industri yang sedang gencar-gencarnya ditumbuhsuburkan di Indonesia.
        Sistem pendidikan nasional yang telah berlangsung hingga saat ini masih cenderung mengeksploitasi pemikiran peserta didik. Indikator yang dipergunakan pun cenderung menggunakan indikator kepintaran, sehingga secara nilai di dalam rapor maupun ijazah tidak serta merta menunjukkan peserta didik akan mampu bersaing maupun bertahan di tengah gencarnya industrialisasi yang berlangsung saat ini. 
         Pendidikan juga saat ini telah menjadi sebuah industri. Bukan lagi sebagai sebuah upaya pembangkitan kesadaran kritis. Hal ini mengakibatkan terjadinya praktek jual-beli gelar, jual-beli ijasah hingga jual-beli nilai. Pendidikan hanyalah bagi mereka yang telah memiliki ekonomi yang kuat, sedangkan bagi kalangan miskin, pendidikan hanyalah sebuah mimpi. Ironinya, ketika ada inisiatif untuk membangun wadah-wadah pendidikan alternatif, sebagian besar dipandang sebagai upaya membangun pemberontakan.
         Untuk memahami makna pendidikan sebagai sarana pembentukan karakter, penulis mengutip pesan Prof.Ir.G.Klopper, rektor Sekolah Tinggi Teknik Hindia Belanda (saat ini bernama ITB) ketika memberi gelar insinyur pada Bung Karno,  “Ir.Soekarno, Ijazah ini dapat robek dan hancur menjadi abu di suatu saat. Ia tidak kekal. Ingatlah, bahwa satu-satunya kekuatan yang bisa hidup dan kekal adalah karakter dari seseorang. Ia akan hidup dalam hati rakyat, sekalipun ia telah mati.” (Cindy Adams: 1965)

Kamis, 21 Oktober 2010

Setiap Orang PASTI Merasakan Kematian

      


       Setelah merenungi dan mencoba memahami arti kehidupan yang sesungguhnya, aku sadar bahwa walau aku tak siap menghadapinya, kematian itu pasti akan datang. Siap atau tidak siap. Ia tak akan melihat orang yang akan didatanginya. Baik itu orang kaya, miskin, pejabat, guru, ulama, bahkan presiden atau orang yang paling berpengaruh di dunia ini sekalipun pasti akan merasai kematian. Kita tidak akan bisa lari darinya. Walau kita bersembunyi di pulau yang tak pernah dijamah tangan manusia sekalipun, maut tetap akan mendatangi kita. Ketika maut telah mendatangi kita, kita tidak bisa menundanya atau mendahuluinya. Karena ia telah terikat janji dengan Allah, dan ia tunduk dan taat pada-Nya. 
         Aku mulai mengerti mengapa orang yang hidup di dunia ini diciptakan Allah dengan bentuk dan karakter yang berbeda dan beragam, serta memiliki otak dan pemikiran yang terus berkembang. Karena dengan itu semua, manusia dituntut untuk berfikir dan belajar dari pengalaman hidup, serta musibah untuk dapat saling mengerti dan memahami satu sama lain dan memahami kesuahan orang lain. Banyak sekali rahasia-rahasia Allah yang terpecahkan dengan akal pikiran manusia. Oleh karenanya, manusia dijadikan Allah sebagai khalifah di dunia. 
         Kini aku sadari bahwa setiap detik yang kulalui, setiap detik yang tak pernah kembali, setiap nafas yang kuhela, adalah sangat berharga kalaulah kita semua menyadarinya. Oleh karena itu kita harus mempunyai tujuan hidup yang jelas. Karena orang yang tak memiliki misi atau tujuan dalam hidup, lebih baik baginya tidak ada di dunia. Tujuan yang mana kita akan memperoleh kebahagiaan bukan hanya di dunia saja, melainkan juga kebahagiaan di akhirat.

Kamis, 14 Oktober 2010

Komputer sebagai Sarana Kebutuhan


 Komputer adalah salah satu dari sekian banyak alat teknologi yang sudah sangat sering kita dengar maupun kita lihat pada saat sekarang ini. Komputer sekarang ini telah menjadi suatu kebutuhan sekunder yang tidak dapat kita pisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Dapat kita lihat dewasa ini di setiap kantor, tempat-tempat perbelanjaan sampai di setiap sekolah-sekolah membutuhkan komputer. Orang-orang sangat membutuhkan komputer karena banyak kegunaannya. Diantaranya mempermudah orang dalam penulisan, baik buku ataupun tugas sekolah. Sebelum adanya komputer, kita menggunakan mesin tik yang kerjanya sangat lambat dan memakan waktu berhari-hari. Dengan komputer pekerjaan yang lambat itu dapat selesai dalam waktu yang cepat. Selain itu, komputer juga memudahkan dalam menghitung data, jumlah nilai seperti yang digunakan di setiap perkantoran. Sampai disini dahulu, dilain waktu akan disambung.